Kamis, 04 Maret 2021

TITIM MODAL (INVESTASI BODONG VIA APLIKAS TELEGRAM)

Akhir-akhir ini semakin marak penipuan yang dilakukan melalui media sosial. Berbagai bentuk dan modus yang digunakan untuk mempengaruhi orang agar terjebak dalam permainan tersebut. Bentuk penipuan yang lagi marak adalah dalam bentuk pembagian profit yang mengiurkan dalam jangka waktu yang sangat singkat dengan profit yang sangat besar. salah satu bentuk penipuan yang dilakukan melalui aplikasi telegram. Mereka memberi nama "TITIM MODAL". Investasi bodong ini mencatut foto salah seorang menteri dan menggunakan alamat salah satu perusahaan investasi resmi (pluang.com). Untuk mejakinkan calon korbannya, mereka membuat grup di telegram. Para korban yang telah berhasil mentrasfer uangnya, dibajak akun telegramnya dan digunakan untuk komunikasi dalam grup tersebut. Bahkan bukti trasfer dan foto lainyya digunakan untuk mejakinkan calon korban. seolah-olah trasfer tersebut merupakan profit yang mereka trasfer. Berikut langkah-langkah yang dilakukan oleh investasi bodong itu untuk menjerat korban (informasi saya dapatkan dari salah satu teman yang menjadi korban) 1. Dalam akun aplikasi telegram anda akan muncul grup investasi "TITIM MODAL". 2. Dalam grup tersebut akan ditampilkan ajakan, skema, dan komunikasi anggotanya. Isinya kepuasan dan bukti trasfer dari korban dan bukti trasfer profit (semua anggota yang ada dalam grup tersebut sudah dibajak dan komunikasi dilakukan oleh mereka untuk meyakinkan calon korban) 3. Anda akan diarakan untuk masuk pada akun mereka (@CS_investasisaham) 4. Apabila anda masuk ke akun instagram tersebut, maka akan perintahkan untuk mengisi data (nama, no. rekening, no. HP, besaran trasfer,alamat, dll). 5. Selanjutnya akan dikirimkan no. rekening mereka untuk trasfer (diantaranya: Bank CIMB Niaga, norek 8059083187847938, Bank Permata, Norek 8528083187847938, dll). Juga akan diminta foto bukti transfer (bukti tersebut nanti akan digunakan untuk digunakan dalam grup, seolah-olah korban puas dan hari selanjutnya akan disetting korban menerima profit. Apabila korban sudah mentrasfer dananya, mereka tidak berhenti sampai di situ. Mereka akan melanjutkan untuk meretas akun korban. 6. Biasanya korban akan menanyakan profit yang tidak masuk pada keesokan harinya. Mereka memberi profit per hari 40% - 50%. 7. Mereka akan menelpon korban via aplikasi telegram dan meminta korban untuk foto saldo rekening (foto tersebut akan dugunakan untuk meyakinkan calon korban di grup, seolah-olah korban telah menerima profit). 8. Mereka akan menelpon dan meminta korban menyebutkan no. telpon dan mengirimkan no. verifikasi yang dikirimkan akun telegram di hp korban. Verifikasi 6 digit inilah yang gunakan untuk meretas akun telegram korban. Inverstasi bodong ini telah banyak menyaring korban. Mohon berhati-hati. Apabila dalam akun telegram anda masuk grup yang seperti ini, sebaiknya segera dihapus. Semoga pihak berwajib dapat melacak dan menangkap komplotan ini. Informasi dari teman yang menjadi korban, berdasarkan identifikasi lokasi yang dikirimkan aplikasi telegram, mereka beroperasi di Jakarta atau Palembang.